Marah,…adalah KEBIASAAN
Sangat mudah untuk membayangkan kebiasaan seperti minum setelah makan, menggigit kuku atau mengatakan “iya kan?” setelah setiap kalimat. Sesuatu yang memicu kita, dan kita membawa kebiasaan ini kemana pun. Ini lebih mudah daripada membayangkan suatu konsep baru – hal ini hanyalah sebuah pemicu untuk respon tanpa dipikirkan
Nah, disini emosi dapat menjadi sebuah kebiasaan juga.
Curiga adalah kebiasaan.
Kesepian adalah kebiasaan.
Dermawan adalah kebiasaan.
Ketika seseorang tidak melakukan apa yang kita perkirakan,
Apakah kita merespon dengan berasumsi bahwa dia akan menjumpai kita, mencurigai dia mencoba mencari uang tambahan, mencari jalan pintas?
atau
Apakah kita memiliki kebiasaan memberikan orang baru itu kesempatan untuk menjelaskan dirinya?
Kebiasaan itu menakjubkan ketika hal tersebut membantu kita mendapatkan apa yang kita inginkan.
Di sisi lain Kebiasaan adalah buruk karena “jalan pintas” yang memuaskan ini akan menghambat tujuan jangka panjang kita.
Setelah kita dapat memahami bahwa Emosi kita sebanyak kebiasaan kita menggerakkan tangan, maka akan jauh lebih mudah untuk menanganinya
Terjemahan bebas dari :
Angry is a habit
à Posted by Seth Godin on June 15, 2013
Betul..Bu,…dan saya lebih suka mengajak untuk mengawalinya dengan Kesadaran Diri….
SukaSuka
Sebenarnya untuk merasa marah itu adalah hak setiap orang. Bisa dikatakan ” harga diri mempengaruhi perilaku “.
Tapi kalau marah tanpa sebab, itu yang perlu dipertanyakan.
Pemicu seeorang untuk marah itu beragam, sekarang tinggal bagaimana cara menyikapinya. ” MAU TETAP SEPERTI ITU ATAU BERUBAH ”
Sepertinya supaya bisa berubah salah satunya adalah: pengendalian / pengontrolan diri ……….
SukaSuka