25 November 2016. Ini adalah hari pertama saya berkenalan langsung dengan psikodrama. Pembelajaran psikodrama hari itu dipandu oleh bapak Retmono Adi, yang secara kompetensi sudah banyak pengalaman di bidang peran dan drama, serta menekuni psikodrama. Ini adalah pelatihan dan workshop pertama yang saya ikuti dimana tidak ada satu lembar kertas maupun slide yang menerangkan teorinya. Semuanya berbasis praktek. Dan dari praktek-praktek tersebutlah, instruktur membantu peserta menstrukturkan definisi, prinsip-prinsip, dan teknik psikodrama.
Saya merasa beruntung bisa mengikuti kegiatan workshop psikodrama ini karena teknik-teknik nya menarik dan secara langsung maupun tidak langsung bisa bermanfaat bagi subjek yang menggunakannya. Kenapa saya katakan demikian, karena di dalam psikodrama ada peserta yang aktif berperan dan ada juga yang mengambil posisi sebagai penonton. Keduanya bisa mendapatkan manfaat dan refleksi dari kondisi yang dialami dengan situasi atau drama yang diciptakan.
Teknik-teknik psikodrama itu ada apa aja sih? Itu mudah kita dapatkan di situs-situs atau blog yang memposting tentang psikodrama. Tapi bagaimana melakukannya? Tentu kamu perlu merasakan dan terlibat langsung di dalamnya.
Hal menarik lainnya dari psikodrama adalah bisa digunakan untuk semua usia dan tidak ada rules di dalamnya. Saya sudah mencoba menerapkan salah satu tekniknya pada saat konseling dengan anak. Sungguh menarik, ketika anak diajak mengukur diri dan kesulitannya dengan berdialog jauh berbeda dengan saat ia diminta mengukur diri dengan teknik sosiometri dalam psikodrama. Psikodrama patut dicoba. Ini memudahkan identifikasi dan penanganan pada situasi-situasi klasikal.
_Edra Putri Ayuningtiaz, M.Psi., Psikolog_
Satu tanggapan untuk “TESTIMONI DAN REFLEKSI PELATIHAN PSIKODRAMA”