Kita termasuk yang mana ?
Mengapa sebuah diskusi yang tenang cepat berubah menjadi perdebatan yang panas dan sengit, menjadi saling menuduh, hujat menghujat sampai pada berantem dan saling melukai ?
Mengapa sebuah masalah sederhana berubah menjadi rumit ?
Mengapa urusan sepele berubah menjadi permusuhan bertahun-tahun ?
Penyebab utama adalah karena semua pihak merasa paling benar dan tidak ada yang mau mengaku salah.
Karena merasa benar, maka tidak mau lagi berpikir dan mendengar dengan tenang. Sebaliknya hanya mau menyerang untuk membuktikan kesalahan lawan dan menjatuhkannya.
Sementara lawan juga merasa paling benar dan menyerang balik. Akhirnya serang menyerang, saling menyakiti membuat masalah sepele menjadi berantakan. Apalagi jika harga diri dan gengsi ikut berbicara.
Selama semua pihak merasa benar, perselisihan tidak akan berakhir. Jalan menuju solusi tertutup selamanya.
Penyelesaian baru ada, ketegangan menjadi santai, suasana panas menjadi sejuk bila ada yang mau mengaku salah dan berkata “MAAFKAN AKU…”
MAAFKAN AKU …… adalah kalimat yang penuh kekuatan yang dapat menyejukkan bahkan menyentuh hati nurani lawan, memadamkan kebencian dan menumbuhkan belaskasih, menimbulkan rasa persaudaraan dan kebersamaan.
Ditulis kembali oleh :
Catharina Tyas Kusumastuty