Beberapa hari yang lalu Selasa, 19 Maret 2019, saya membantu kawan Psikolog dan mahasiswa S2 Psikologi, dalam mempraktekkan Psikodrama di Salah satu Panti asuhan di Medan. Beberapa Teknik yang dipakai adalah Lokogram, Spektogram, Sculpture, dan Imagery. Saya tidak ingin menceritakan proses praktek teknik-teknik Psikodrama ini, melainkan membagikan pengalaman dalam mengevaluasi, merefleksikan proses yang dilakukan oleh Mahasiswa S2 Psikologi dalam praktek tersebut.
Setelah acara selesai kami menuju ke salah satu kafe di sudut kota Medan untuk mendapatkan tempat yang nyaman, santai, sambil ngopi dan mengevaluasi. Kami pesan minum dan makanan kecil, kemudian saya mulai :
Saya : Teori Psikologi apa yang telah kalian aplikasikan dalam praktek Psikodrama tadi. (Psikodrama adalah Psikologi terapan maka saya menanyakan hal ini)
Mhs : (setelah beberapa saat kesulitan, dan saya memberi contoh, baru salah satu Mahasiswa S2 itu memberanikan diri menjawab) Humanistik
Saya : Siapa Nama Tokoh atau Orang yang memberikan teori itu ?
Mhs : Maslow
Saya : Apa teori yang disampaikan?
Mhs : Hirarki Kebutuhan,
Saya : Terangkan
Mhs : Hirarki Kebutuhan Maslow
- Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs) …
- Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety/Security Needs) …
- Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang (Social Needs) …
- Kebutuhan Akan Penghargaan (Esteem Needs) …
- Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-actualization Needs)
Saya : Tunjukkan tindakan yang telah kita lakukan saat praktek sore tadi.
Mhs : Kita ajak Makan anak-anak itu, menunjukkan kita memenuhi kebutuhan Fisiologisnya.
Saya : selanjutnya apa lagi ?
Mhs : Kita mengajak mereka beraktivitas dengan bahasa yang lembut, sehingga cukup memberi Rasa Aman, dan itu dibuktikan mereka mengikuti arahan dengan antusias, ditandai dengan wajah yang tersenyum dalam melakukan tindakannya.
Saya : oke lanjutkan ?
Mhs : ….. dan yang paling terasa saat mereka mengandeng tangan saya, dan saya gandeng serta saya peluk juga beberapa saat. Saya memberikan kasih sayang dan perhatian pada mereka. Saya merasa “tergetar” ada suatu rasa muncul pada diri saya sehingga saya memeluk lebih erat….kok saya jadi pingin nangis,…..
Saya : yak,..cukup,…terima kasih bersedia berbagi. (sambil saya memberikan tatapan penuh perhargaan, dan sedikit menganggukkan kepala).
(Saya hentikan proses nya dan saya lanjutkan ke Mahasiswa yang lain).
Saya menuntun Mereka hingga mampu mengungkapkan Pemahaman teori Psikologi sampai dengan aplikasi tindakan Konritnya bahkan sampai terungkap rasa yang dalam (ada airmata). Penting Seorang Ilmuwan/ti mampu mengaplikasikan ilmunya dalam tindakan nyata didukung dengan empatinya.
Terima Kasih
Retmono Adi
Catatan: Cerita diatas tidak sepenuhnya sama dengan kejadian sesungguhnya, ada edit dalam penulisan untuk pertimbangan keruntutan alurnya. Harap dimaklumi….ya….
Mengalami langsung proses psikodrama memberikan pemaknaan dan kesadaran yang bersifat subjektif, baik rasa, pikiran dan tindakan lebih terintegrasi. Bila di kaitkan dengan teori yang diketahui tentu dapat lebih bermakna lagi, selain menjadi runtut dalam berpikir juga proses belajarnya lebih cepat . Mengungkapkannya kembali menimbulkan kesadaran makin kuat dan dapat menimbulkan insight baru bagi pelaku psikodrama. seperti snowball. bravo !
SukaSuka
1. mengalami
2. mendengar pengalaman dari sudut pandang orang lain
3. refleksi sudut pandang orang lain..
3 rasa yang berbeda
SukaDisukai oleh 1 orang