Tadi malam kami bertiga bertemu, Aku, Antok, dan Danis. Aku dan Antok berdomisili di Yogyakarta, sementara Danis di Tangerang Selatan. Danis bersama sekeluarga ke Yogyakarta untuk mengantar anak sulungnya yang akan mulai kuliah di Fakultas Teknik UGM Yogyakarta. Danis meluangkan waktunya untuk Reuni kecil bersama kami kawan lama di Fakultas Psikologi UGM, di Kopi TM Jakal.

Sekitar pukul 9.05 WIB, aku sampai lokasi, Danis juga barusan datang. Kami janjian bertemu sekitar jam 9-an. Antok 15 menit kemudian datang karena ia dari ada acara diluar kota. Ia masih mengenakan baju batik,…hihihihi Ngganteng banget. Henk-henk tidak dapat hadir karena ada acara lain yang tidak dapat ditinggalkan.
Cerita mengalir lancar, saling berbagi dari sejarah hidup sampai kesehatan yang sudah mulai merapuh,… Dari cerita pengalaman, ada satu pernyataan Antok, yang menarik. Ceritanya Antok (waktu di kantornya) dikunjungi mahasiswa -mahasiswi yang katanya bening-bening dan pintar pintar, ingin mengetahui lebih jauh tentang issu difabel (mungkin ia nyesel juga lahir terlalu cepat 25 tahun hihihihi).
“Lha yo njuk macak Dosen,…ya,” komentarku.
“Ora, …yen Dosen, ngomonge sing angel angel, ben sregep sinau. Aku wong lapangan ngomong sing gampang-gampang wae, ben ndhang dijalanke,” jawab Antok, sebagai Pengurus Lembaga Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB).
“Iya, bener, ngko yen wis ngalami lak njuk malah cepet ngerti,” Danis menguatkan pernyataan Antok.
Wow, betul juga. kusadari kami bertiga merupakan orang lapangan, kami praktisi. Penting adalah segera melaksanakan, melakukan, bahkan sering pemahaman baru didapatkan dalam tindakan yang dilakukan. (Solusi Itu Muncul Ketika Berada Dalam Tindakan)
Pernyataan tersebut juga selaras dengan prinsip dalam Psikodrama. Psikodrama adalah action method. Cara belajar dengan cara bertindak, Cocok dengan ujaran Budaya Jawa yang terkenal Ilmu tinemu kanthi laku. Selain itu banyak orang mengatakan bahwa pada akhirnya orang tidak menyesali apa yang telah dilakukannya, melainkan pada apa yang tidak dilakukannya pada masa lalu mereka.
Ya,..jadi penguatku dalam mempraktekkan Psikodrama, bagaimana menjadikannya mudah dan banyak orang segera berani mempraktekkan. Didukung juga ada dalam konsep Psikodrama yaitu, boleh salah, serta ada juga dari teori belajar Psikologi Trial and Error yang diperkenalkan oleh Edward Lee Thorndike ialah seorang fungsionalis. (1874-1949).
Come out and Play
Yogyakarta, 6 Agustus 2019