Dalam psikodrama, Doubling adalah teknik di mana seorang peserta, diminta oleh director psikodrama (Sutradara) untuk melakuka penambahan-penambahan peran (Self, pertukaran peran) dari protagonis, biasanya dengan berdiri di belakangnya (boleh juga dengan meletakkan tangan di punggungnya) dan mengatakan hal-hal yang mungkin ingin dikatakan atau ditahan oleh sang protagonis.
Orang yang melakukan peran tambahan biasanya disebut Double. Tugasnya adalah untuk menyediakan hubungan antara realitas internal dan lingkungan eksternal protagonis. Dengan cara ini protagonis dapat mendengar (memiliki alternatif) hal-hal yang mungkin (atau tidak) merefleksikan apa yang mereka rasakan atau pikirkan.
Dengan demikian, doubling dapat membantu memicu katarsis yang abreaktif (istilah psikoanalisis untuk menghidupkan kembali pengalaman dan membersihkannya dari ekses emosionalnya. Kadang digunakan sebagai metode untuk membawa pada kesadaran akan peristiwa traumatis yang ditekan), wawasan baru, dan transformasi. Namun, bentuk Doubling yang lebih baru kurang berfokus pada katarsis abreaktif dan lebih pada katarsis integratif karena psikodrama telah belajar bahwa terlalu banyak emosi dapat membuat trauma ulang kepada klien.
Saya mempraktekkan doubling ini dengan meletakkan tangan di punggung protagonis, untuk mengambil peran dari ego protagonis dan membantu protagonis agar dapat mengekspresikan perasaan sesungguhnya secara lebih jelas. Jika protagonis masih merasa ragu, maka teknik multiple double (doubling dilakukan beberapa kali) dapat digunakan.
Yogyakarta, 5 September 2019