Cerdas digital adalah bukan hanya tentang tujuan, tetapi juga tentang cara. Dunia digital penuh pelajaran dan kesempatan, namun tantangannya pun tak kalah besar. Orangtua dan guru bijak justru memilih untuk memberdayakan, bukan memberi larangan tanpa alasan. Kita percaya, latihan ketrampilan hidup di dunia digital, menjadi pintu menumbuhkan kecerdasan yang juga bermanfaat di dunia nyata.
Anak kritis memilih informasi benar/salah, baik/buruk, relevan/tidak berguna. Tapi, kadang kita orang dewasa lupa berpikir sebelum mengirim gambar, luput mengevaluasi mana yang fakta dan mana yang opini pribadi.
Sejak dini anak berlatih membedakan iklan dengan berita, membahas ceritera atau topik yang sama dari berbagai sudut pandang. Seringkali orangtua ingin anak kritis bila berhadapan dengan orang lain, tetapi tidak saat berinteraksi dengan keluarga. Padahal, anak menumbuhkan sikap kritis pada saat orangtua mencoba paham dengan ikut bermain dan tidak hanya jadi polisi yang mengancam.
Anak menghormati privasi, reputasi dan etika. Anak tidak sembarangan membuka identitas diri orang lain dan memberikan informasi yang beresiko. Menjaga reputasi dan etika di dunia maya tidak ada bedanya dengan di dunia nyata, tetapi saat berhadapan dengan layar banyak orang yang sudah dewasa sekalipun seolah mengacu pada nilai yang berbeda. Bila kita mengajar anak untuk tidak berbohong memalsukan akun media sosial akan melunturkan semua pelajaran sebelumnya. Anak yang mampu menjaga keamanan orang lain adalah anak yang tumbuh dengan orangtua yang menjaga keamanannya.
ANAK YANG CERDAS DIGITAL ADALAH ANAK YANG MEMPRAKTIKKAN KEAMANAN. ( Semua murid semua guru )
Ditulis kembali oleh Kusuma