Di kereta ia sedang ingin menjahit.
Sambil menjahit tiba-tiba ia berpikir.
Kadang ia merasa seperti seorang ibu-ibu.
Seorang ibu
yang harus menyiapkan makan ‘anak-anaknya’
setiap hari.
‘Anak-anak’ yang tidak bisa ia kendalikan
karena ia tak punya kuasa apa-apa.
Bahkan untuk mengajak mereka bicara,
ia kerap kesulitan.
Ia barangkali adalah ibu
yang memendam ketakutannya sendiri
dan
menyimpan rapat
keresahannya sendiri.
Kerap ia tak punya uang
dan
masih harus bergantung
pada salah satu ‘anaknya.’
Kerap ia tak ada waktu
untuk merawat tubuhnya
karena kepalanya dipenuhi
berbagai macam pikiran
dan keterbatasan.
Kerap ia merasa sedih
karena tidak merawat rumah dengan baik.
Meski begitu,
walau kadang ia merasa seperti hilang arah,
setidaknya ‘anak-anaknya’
masih memberinya kesempatan
untuk memilih jalan hidupnya sendiri.
Setidaknya kelak
akan tiba waktunya
ketika mereka harus melepasnya
untuk pergi
dan hidup bersama
dengan apa yang menjadi harapannya.
Kini yang ia tahu
ia harus percaya
bahwa kelak ia akan menjadi tangguh
pada waktunya,
lebih dari yang pernah ia bayangkan.
Kartasura, 14 November 2018
Qanifara